alamat

<<< DAARUSSHAWAAB DAARUSSHAWAAB >>>
THE SPIRIT OF BANJARANYAR

Rabu, 06 September 2017

NASEHAT AA GYM

Boleh jadi orang yang ibadahnya tidak pernah lepas, tetapi kemuliaan akhlaknya belum secemerlang orang yang sudah sudah benar-benar yakin kepada Allah. Mengapa?

 

Mungkin saudara pernah bertemu dengan seseorang yang rajin dalam beribadah, baik amalan-amalan sunnah apalagi yang wajib. Salat berjamaah dan tahajudnya tak pernah lewat. Puasa dan sedekahnya rajin. Dia adalah ahli ibadah. Namun suatu waktu, misalnya orang tersebut kehilangan motor. Ketika itu, ia tampak panik dan sedih luar biasa, sehingga terlihat seperti seseorang yang belum merasa “ditatap” Allah SWT.

Berbeda dengan seorang yang lainnya, yang ibadah dan amalnya tidak sebagus ahli ibadah tadi. Hanya standar. Tapi ketika misalnya kehilangan motor, dia tenang-tenang saja. Mungkin tanpa sengaja kita akan membanding-bandingkan kedua orang tersebut, sehingga kita dapat meremehkan orang yang ahli ibadah.

Sebenarnya kita tidak boleh berbuat begitu. Kalau kita melihat ahli ibadah yang seperti itu, jangan diremehkan. Sebagaimana Imam Ibnu Atha’illah berkata, “Jika engkau melihat seorang yang ditetapkan oleh Allah menjaga wiridnya, dan sampai lama tidak juga menerima karunia keistimewaan dari Allah, maka jangan engkau remehkan pemberian Allah kepadanya, karena belum terlihat padanya tanda orang arif atau keindahan orang cinta kepada Allah. Sebab sekiranya tidak ada karunia dari Allah, maka tidak mungkin adanya wirid.” (al-Hikam).

Istiqamah dalam beribadah itu juga karunia Allah SWT yang amat mahal. Dan tidak semua ahli ibadah (‘abidin) memiliki tingkat keyakinan haqul yaqin kepada Allah. Boleh jadi orang yang ibadahnya tidak pernah lepas, tetapi kemuliaan akhlaknya belum secemerlang orang yang sudah sudah benar-benar yakin kepada Allah. Mengapa? Karena makrifat itu adalah hak Allah SWT.

Nah, bagaimana dengan yang seorang lagi, yang tetap tenang ketika kehilangan motor? Mungkin motor yang diambil pencuri tadi sebetulnya juga motor hasil curian, dan dia sengaja diam supaya tidak ketahuan. Bukan begitu maksudnya. Tapi ketenangan orang itu adalah gambaran seorang ‘arifin. Orang yang sudah makrifat kepada Allah SWT.

Ahli ibadah ada yang masih mudah goyah, tetapi seorang ‘arifin memiliki keyakinan yang sangat kuat kepada Allah, walaupun amalan ibadahnya belum banyak. Keyakinannya bisa kuat bukan melalui ibadahnya yang baru sedikit. Tapi biasanya lewat cobaan yang bertubi-tubi, besar, dalam, pahit dan getir. Karena ujian demi ujian itu yang akan mengikis mata hatinya menjadi lebih cemerlang. Mata hatinya telah “melihat” Allah.

Jadi, jangan meremehkan orang yang istiqamah dalam beribadah, walaupun belum menampakkan karomah. Karena menjadi ahli ibadah itu sendiri merupakan karunia yang amat besar, dan sebetulnya istiqamah pun karomah.

Oleh KH. Abdullah Gymnastiar | Kamis, 07 September 2017 
Sumber: http://www.daaruttauhiid.org/artikel/read/kajian-aa-gym/788/istiqamah-pun-karomah.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

JADWAL PEMBELAJARAN PKBM DAARUSSHAWAAB

JADWAL PEMBELAJARAN  KELOMPOK BELAJAR SINDANGRASA, LANGKAPSARI, DAN KARYAMUKTI

Baca Juga: